Jawa Barat

Selamat Hari Artileri Nasional. Ini Sejarah dan Perkembangan Senjata Arteleri Indonesia

Tahukah anda? Setiap tanggal 4 Desember ditetapkan sebagai Hari Artileri Nasional untuk mengenang sejarah perjuangan bangsa dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Senjata artileri digunakan untuk bertempur mengusir penjajah dan tentara sekutu pada Agresi Militer Belanda dan pertempuran lainnya dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Artileri sendiri, Menurut KBBI, didefinisikan sebagai: 1) senjata untuk melontarkan proyektil; 2) pa-sukan tentara yang bersenjata berat;3) ilmu tentang mempergunakan senjata

Selain menjadi pengingat akan perjuangan bangsa dalam mempertahankan kemerdekaan, Hari arteleri juga diperingati sebagai pengingat bangsa menengenai peran dan perkembangan persenjataan arteleri di Indonesia.

Asal-usul mengenai pertama kali munculnya persenjataan artileri di Indonesia tidak bisa dengan tepat. Namun menurut Antony Red dalam buku Asia Tenggara dalam Kurun Niaga 1450-1680 jilid 2: Jaringan Perdagangan Global (1999, halaanm.255), Artileri diperkirakan masuk ke Nusantara pada saat invasi kerajaan Mongol Yuan tahun 1293. Pada saat itu tentara Mongol membawa meriam-meriam ke tanah Jawa. Salah satu meriam yang pernah ditemukan di Jawa diketahui berasal dari tahun 1421.

Sementara dalam sejarah peperangan dunia, artileri dianggap sebagai persenjataan darat yang sangat mematikan. Saking ampuhnya, mantan presiden Uni Soviet, Joseph Stalin menjulukinya sebagai God of War alias Dewa Perang.

Sejarah Hari Arteleri Indonesia

Pada masa kolonialisme, Belanda melatih beberapa pemuda untuk mengoperasikan senjata artileri. Hal inilah yang menjadi tonggak awal pemuda Indonesia memiliki kemampuan untuk mengoperasikan senjata berat sekaligus menjadi cikal lahirnya Hari Artileri Indonesia. Meskipun pada masa tersebut, artileri masih dibawah komando Belanda.
Diantara beberapa pemuda yang mendapatkan pelatihan tersebut dari Belanda adalah Soerio santoso, Memet Rahman Ali Soewardi, Sadikin, Oerip Soemohardjo, Raden Askari. R.M. Pratikno Suryosumarno, Tjhwa SiongPik, Giroth Wuntu, Rudy Pirngadi, Abdullah, J. Minggu, Aminin, dan T.B. Simatupang.
Dalam sejarahnya, menyerahnya tentara Kekaisaran Jepang pada 16 Agustus 1945 menjadi awal bagi pemuda yang sudah mendapatkan pelatihan untuk mengambil alih sarana artileri untuk meraih kemerdekaan Indonesia. Hingga pada akhirnya, usai momentum kemerdekaan RI, pada 5 Oktober 1945, muncullah Tentara Keamanan Rakyat (TKR).
Saat itu, pelatihan secara khusus dipimpin langsung oleh Kapten Soewandi, berbekal persenjataan hasil rebutan dari Jepang. Ini ditujukan agar pemuda Indonesia mampu menghadapi Pertempuran Surabaya pada 10 November 1945 melawan tentara sekutu, Britania Raya dan India Britania dengan senjata artileri peninggalan Jepang.

Batalyon Artileri Pertama

Usai Pertempuran Surabaya, Letnan Jendral Urip Soemohardjo meresmikan Markas Artileri. Markas ini merupakan bagian dari jawatan persenjataan Markas Besar Tentara (MBT) yang berkedudukan di Yogyakarta pada 4 Desember 1945.
Pada saat bersamaan juga, Letnan Kolonel R.M Pratikno Suryo sumarno diangkat sebagai komandan Artileri Pertama Indonesia. Komandan Diklat TNI Angkatan Darat menyatakan bahwa penetapan 4 Desember sebagai Hari Artileri Nasional berdasarkan peresmian Markas Artileri pertama di Indonesia. Hingga saat ini, 4 Desember diperingati sebagai hari jadi Korps TNI Angkatan Darat dan seiring perkembangan zaman berubah menjadi Hari jadi Korps Armed TNI AD.

Perkembangan senjata Arteleri di Indonesia

Senjata Arteleri dipercaya sebagai persenjataan darat yang sangat ampuh dan mematikan. Di tahun 2021, Indonesia memiliki lebih dari 800.000 personil militer yang terdiri dari 400.000 militer aktif maupun sisanya cadangan.

Bahkan, berdasarkan sisi alusista, Indonesia memiliki kelengkapan yang cukup. Hal ini dibuktikan dengan TNI Angkatan Darat (AD) memiliki kekuatan yang terdiri atas 1.430 yang terdiri dari 331 tank, 1430 kendaraan lapis baja, 153 artileri Swegerak, 366 artileri tarik, 63 peluncur roket.

Untuk itu, tetunya kita harus merasa bangga dengan pasukan Artileri yang ada di Indonesia.
Selamat Hari Artileri Nasional! Dengan Kesatuan Artileri yang tangguh, pertahanan Indonesia tidak akan tergoyahkan. (Fitri/Lines)

Leave a Reply