News

Jelang Ramadhan, LDII Siapkan 71 Titik Tim Rukyatul Hilal

Jakarta (02/02) – Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) terus berupaya meningkatkan peran serta dalam pengamatan hilal melalui berbagai pendidikan dan latihan (Diklat) guna meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) di bidang rukyat.

Dengan SDM yang mumpuni, LDII dapat melaksanakan rukyat secara mandiri dan memberikan hasil pengamatan hilal yang lebih akurat, terorganisir, dan dapat membantu pemerintah dalam menentukan awal bulan Hijriyah.

Saat ini, pemerintah telah memiliki 125 titik pengamatan hilal, sementara LDII baru mencapai 71 titik. Sesuai arahan Dewan Penasihat Pusat (Wanhatpus), LDII menargetkan peningkatan jumlah titik pengamatan hingga 100 lokasi pada tahun ini.

Pelatihan ini mencakup berbagai aspek teori dan praktik, termasuk dalil syar’i mengenai penentuan awal puasa dan rukyat hilal.

Selain itu, ditekankan bahwa siapa pun yang berpuasa atau berhari raya tidak sesuai dengan tuntunan Nabi, maka dianggap menentang ajaran Rasulullah.

Dalam sesi materi, Ir. Hendro Setyanto dari Lajnah Falakiyah Nahdlatul Ulama (NU) menjadi pemateri utama, memaparkan aspek teknis dalam rukyat hilal serta sejarah keterlibatan LDII dalam penentuan hisab dan rukyat di Indonesia.

Sejak tahun 2014, pelatihan pertama diberikan oleh Kementerian Agama (Kemenag) Pusat yang dipimpin oleh Bpk. Izzudin, yang kemudian membentuk lima tim DPP LDII. Pada tahun 2024, jumlah tim rukyat LDII bertambah menjadi 71 tim yang tersebar di seluruh Indonesia, termasuk wilayah WITA.

LDII menekankan pentingnya pelatihan rutin hisab dan rukyat di setiap DPW dan DPD. Dalam pengamatan hilal, kehadiran kyai, ulama, dan ahli astronomi menjadi keharusan, bahkan diwajibkan memakai peci sebagai identitas.

Untuk mendukung penguatan keilmuan falakiyah, LDII mendorong kadernya agar menempuh pendidikan formal dalam bidang ini, baik di tingkat S1, S2, maupun S3.

Sebagai perbandingan, Nahdlatul Ulama (NU) dikenal sebagai pusat keilmuan falakiyah yang mengombinasikan hisab dan rukyat, sementara Muhammadiyah menggunakan metode hisab murni tanpa rukyat.

Muhammad Yusuf, S.Pd.I., selaku Ketua Bagian PKD yang mengikuti jalannya diklat menjelaskan upaya maksimal yang dilakukan oleh DPP LDII untuk meningkatkan kualitas SDM dalam melaksanakan rukyat dan pengamatan hilal.

“Melalui diklat ini, DPP LDII berusaha agar SDM (warga LDII-red) lebih siap dan terlatih, sehingga dapat melaksanakan rukyat dan melihat hilal dengan lebih baik. Tujuan utamanya adalah membantu pemerintah dalam memberikan jawaban yang tepat, akurat, dan terorganisir terkait pencarian hilal,” ujarnya.

“Sejauh ini, pemerintah sudah memiliki 125 titik pengamatan hilal. Sementara, DPP LDII baru memiliki 70 titik. DPP LDII berharap mampu menacapai 100 titik pengamatan tahun ini,” ungkapnya.

Dalam kesempatan tersebut, beliau juga menekankan pentingnya peran DPD LDII dalam mencapai target tersebut.

“Oleh karena itu, setiap DPD minimal harus memiliki alat pengamatan hilal. Selain itu, tim rukyat hilal yang terdiri dari Kyai, Ulama, dan tim IT juga sangat diperlukan untuk memastikan proses ini berjalan dengan lancar,” tegasnya.

Dengan pelatihan yang diikuti sekitar 100 orang lebih peserta tersebut, DPP LDII berharap dapat meningkatkan jumlah titik pengamatan hilal dan SDM yang kompeten di bidang ilmu falakiyah.

Untuk mewujudkan hal tersebut, setiap DPD diharapkan memiliki peralatan pengamatan hilal yang memadai, serta membentuk tim rukyat yang terdiri dari kyai, ulama, dan tenaga ahli di bidang teknologi informasi (IT).

Sebagai bagian dari upaya ini, delegasi dari DPD LDII Kabupaten Bandung turut serta dalam Pelatihan Hisab Rukyat Angkatan V yang diselenggarakan oleh DPP LDII di Pondok Pesantren Minhaajurrosyidiin, Lubang Buaya, Jakarta Timur, tepatnya di Gedung Serba Guna (GSG) ponpes tersebut.

Kegiatan yang berlangsung pada Sabtu hingga Minggu, 1–2 Februari 2025 dibuka oleh KH. Teddy Suratmadji selalu Ketua DPP LDII yang menekankan pentingnya hisab dan rukyat dalam menentukan awal bulan Hijriyah.

“Hari ini, hari perdana DPP melalui Departemen Pendidikan Keagamaan dan Dakwah (PKD) kembali menyelenggarakan Pelatihan Rukyatul Hilal. Kami menargetkan 100 dari 123 titik pengamatan dapat segera terealisasi dalam waktu dekat,” ujarnya pada Sabtu (1/2/2025).